![]() |
Front Desk Agent Hotel (photo: pixabaycom) |
HC-Dalam industri perhotelan yang semakin kompetitif,
revenue management telah menjadi strategi kunci untuk
meningkatkan profitabilitas.Revenue management adalah strategi pengambilan
keputusan berbasis data untuk menjual produk yang tepat, kepada pelanggan yang
tepat, dengan harga yang tepat, di waktu yang tepat. Tujuannya adalah
memaksimalkan pendapatan sekaligus mengoptimalkan tingkat hunian (occupancy
rate). Pendekatan ilmiah ini memungkinkan penetapan harga kamar optimal
dengan mempertimbangkan berbagai faktor permintaan. Bagi hotel independen,
penguasaan teknik revenue management menjadi tantangan tersendiri untuk dapat bersaing
dengan hotel chain yang sudah memiliki sistem solid dan terintegrasi.
Revenue management bukan sekadar menaikkan
atau menurunkan harga kamar, melainkan sistem terintegrasi yang mencakup
analisis data historis pemesanan, pemetaan segmen tamu secara detail,
pemantauan tren pasar real-time, dan penyesuaian strategi distribusi kamar. Inti
keberhasilannya terletak pada kemampuan memprediksi permintaan (demand
forecasting) secara akurat. Contoh praktisnya, hotel bisnis perlu
mengantisipasi peningkatan permintaan di hari kerja, sementara hotel wisata
harus siap menghadapi lonjakan tamu di akhir pekan dan musim liburan.
Ada beberapa langkah praktis yang bisa segera diterapkan.
Pertama, segmentasi harga cerdas dengan membuat paket berbeda untuk tamu
bisnis, wisatawan, dan grup. Kedua, penerapan pricing dinamis berbasis
algoritma yang mempertimbangkan faktor musiman, event khusus, dan tingkat
hunian kompetitor. Ketiga, strategi durasi menginap seperti memberikan
insentif untuk tamu yang booking jangka panjang. Keempat, optimalisasi
saluran distribusi dengan menyeimbangkan pemesanan langsung, OTA, dan travel
agent.
Manfaat jangka panjangnya jelas terlihat pada peningkatan Revenue
per Available Room (RevPAR) sebagai indikator utama kinerja, tingkat hunian
yang lebih stabil sepanjang tahun, kepuasan tamu yang meningkat, serta
penguatan brand equity sebagai properti yang dikelola secara profesional.
Tantangan utama biasanya meliputi keterbatasan data
historis (solusinya: mulai membangun database sekarang),
resistensi terhadap perubahan harga (solusinya: edukasi staf dan tamu),
serta ketergantungan pada OTA (solusinya: perkuat pemasaran langsung). Untuk
point terakhir,pengelolaan system OTA (Online Travel Agent) bukanlah soal buka tutup allotment saja, namun lebih
dari itu tim yang ditunjuk harus memahami pricing strategy.Jika tim Anda belum faham
tentang pengelolaan OTA, maka sebaiknya diserahkan kepada konsultan yang berpengalaman
di bidanganya.
Kuncinya adalah memulai dengan pendekatan bertahap namun
konsisten. Mulailah dari sistem sederhana, terus kumpulkan dan analisis data,
serta berani mengevaluasi strategi secara berkala. Dalam 6-12 bulan, dampaknya
sudah bisa terlihat pada laporan keuangan. Beberapa langkah awal yang bisa
dilakukan hari ini antara lain: audit harga kamar dan bandingkan dengan 3
kompetitor utama, identifikasi 2 segmen tamu paling menguntungkan, buat
2 paket harga khusus untuk segmen tersebut, serta tetapkan sistem
pemantauan permintaan mingguan.
Revenue management yang baik ibarat navigator bagi kapal di
laut kompetitif - menunjukkan jalan terbaik menuju profitabilitas
berkelanjutan. Semakin cepat dimulai, semakin besar keunggulan yang bisa
dibangun untuk bisnis perhotelan Anda.(*)