![]() |
Business Meeting (source:freepik.com) |
HC-Ekspansi bisnis HORECA (Hotel, Restaurant, Cafe) bukan sekadar membuka cabang baru, melainkan sebuah langkah strategis yang harus direncanakan dengan matang. Banyak brand besar seperti Starbucks, McDonald’s, dan J.CO Donuts hingga brand lokal sukses seperti Kopi Kenangan dan Fore Coffee telah membuktikan bahwa kesuksesan ekspansi bergantung pada timing yang tepat, pemilihan model bisnis yang sesuai, dan eksekusi yang terukur.Tanpa persiapan yang solid, ekspansi justru bisa menjadi bumerang yang menguras modal tanpa memberikan return yang diharapkan.
1. Tentukan Waktu yang Tepat untuk Ekspansi
Sebelum memutuskan ekspansi, pastikan bisnis Anda
benar-benar siap. Banyak pelaku usaha terjebak membuka cabang baru hanya karena
merasa bisnisnya sedang "nge-trend", padahal fondasi keuangan dan
operasionalnya belum stabil. Idealnya, ekspansi baru dilakukan ketika bisnis
telah mencapai titik break-even-point-ingat,BEP bukanlah balik modal- secara
konsisten, memiliki cadangan modal yang cukup, dan permintaan pasar terus
meningkat. Starbucks, misalnya, menunggu lebih dari satu dekade sebelum
berekspansi ke luar Seattle, memastikan bahwa brand-nya benar-benar matang
sebelum masuk ke pasar baru.
2. Pilih Model Ekspansi yang Sesuai
Tidak semua bisnis HORECA cocok menggunakan model franchise.
Beberapa brand lebih memilih mengembangkan cabang sendiri (company-owned)
untuk menjaga kualitas, sementara yang lain memilih waralaba untuk mempercepat
pertumbuhan. McDonald’s adalah contoh yang bagus karena menggabungkan kedua
model tersebut—beberapa outlet dimiliki langsung oleh perusahaan, sementara
sebagian besar dioperasikan oleh mitra franchise. Pilihan model ekspansi harus
disesuaikan dengan kapasitas keuangan, kemampuan manajemen, dan tujuan jangka
panjang bisnis.
3. Lakukan Riset Pasar & Analisis Lokasi
Memilih lokasi yang tepat adalah kunci sukses ekspansi. Sebuah restoran mewah mungkin cocok di kawasan bisnis, sementara café kekinian lebih tepat di dekat kampus atau coworking space. J.CO Donuts sukses besar karena fokus pada lokasi strategis seperti mall dan pusat perbelanjaan, di mana lalu lintas pengunjung tinggi. Selain itu, analisis kompetitor juga penting—jika di suatu lokasi sudah ada terlalu banyak kedai kopi, mungkin lebih baik memilih konsep yang berbeda atau mencari area yang belum jenuh atau istilahnya memilih bermain di zona samudra biru (blue ocean strategy).
4. Siapkan Modal & Rencana Keuangan
Ekspansi membutuhkan biaya besar, mulai dari sewa tempat,
renovasi, pembelian peralatan, hingga rekrutmen staf. Tanpa perencanaan
keuangan yang matang, bisnis bisa terjebak dalam masalah cash flow.
Sebelum membuka cabang baru, hitung semua biaya secara detail dan siapkan dana
cadangan setidaknya untuk 6-12 bulan operasional. Banyak bisnis HORECA yang
gagal karena terlalu fokus pada pembukaan cabang tanpa mempertimbangkan biaya
operasional (working capital) jangka panjang.
5. Standarisasi Operasional & Pelatihan SDM
Salah satu tantangan terbesar dalam ekspansi adalah mempertahankan
kualitas produk dan layanan di semua cabang. KFC, misalnya, sangat ketat dalam
standarisasi resep dan pelatihan staf agar rasa ayamnya tetap konsisten di
seluruh dunia. Buat SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas untuk
setiap aspek operasional, mulai dari pembuatan menu, pelayanan pelanggan,
hingga manajemen inventaris. Dengan begitu, cabang baru tidak akan kehilanganDNA bisnis utama.
6. Bangun Branding & Marketing yang Kuat
Cabang baru tidak akan otomatis ramai hanya karena lokasinya strategis. Dibutuhkan strategi marketing yang tepat untuk menarik pelanggan.Kopi Kenangan dan Fore Coffee ,misalnya sama-sama memanfaatkan digital marketing secara agresif. Kopi Kenangan sukses menciptakan buzz lewat kolaborasi dengan influencer, sementara Fore Coffee mengandalkan promosi via aplikasi untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.
Grand opening dengan promo menarik,
diskon khusus, atau event bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan awareness.
Manfaatkan juga platform seperti Instagram dan TikTok dan social media lainnya untuk menjangkau calon
pelanggan muda.
7. Evaluasi & Scaling Berkelanjutan
Setelah cabang baru beroperasi, jangan berhenti memantau
perkembangannya. Analisis laporan penjualan, feedback pelanggan, dan efisiensi
operasional secara berkala. Jika suatu cabang tidak perform sesuai ekspektasi,
lakukan evaluasi menyeluruh—mungkin perlu penyesuaian menu, perubahan jam
operasional, atau bahkan reposisi branding. Ekspansi yang sukses bukan
hanya tentang jumlah cabang, tapi juga keberlanjutan setiap outlet yang dibuka.
Sudah siapkan bisnis Anda berekspansi? (*)
Referensi: Harvard Business Review, Forbes,
Starbucks Growth Strategy Case Study, McDonald’s Franchise Model, J.CO Donuts
Expansion Analysis, Kopi Kenangan Marketing Strategy