![]() |
Staff Hotel dan Tamu (source:freepik.com) |
HC-Bagi para hotelier, memilih tempat kerja tak
sekadar tentang gaji atau lokasi, melainkan juga tentang kecocokan dengan
budaya perusahaan. Setiap jaringan hotel internasional memiliki DNA unik yang
membentuk pengalaman kerja staff-nya. Artikel ini mengupas tuntas budaya kerja,
sistem pengembangan karier, hingga skema remunerasi dari lima raksasa industri
perhotelan dunia: Marriott International, The Ritz-Carlton, IHG, Accor
Group, dan Aston Archipelago. Simak analisis lengkapnya untuk menemukan
tempat terbaik mengembangkan karier Anda!
1. Marriott International: Kerja dengan Semangat Keluarga
dan Peluang Karier Luas
Marriott International dikenal dengan filosofi "Take
care of associates, and they’ll take care of customers". Budaya ini
tercermin dari sistem kerja yang mengutamakan empowerment, di mana staf diberi
wewenang untuk mengambil keputusan cepat guna memastikan kepuasan tamu. Program
unggulan seperti "Voyage Program" menawarkan
pelatihan manajemen global dengan rotasi di berbagai departemen,
sementara "Pathway to Success" memastikan 70% posisi
leadership diisi dari promosi internal.
Dari sisi remunerasi, Marriott menawarkan diskon kamar
hingga 50% di seluruh propertinya di dunia, ditambah bonus tahunan berbasis
kinerja hotel. Sistem kerja fleksibel dan kesempatan untuk berpindah antar 30+
brand di bawah naungan Marriott menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang
menginginkan karier dinamis dengan jenjang jelas.
2. The Ritz-Carlton: Standar Mewah dengan Kompensasi
Premium
The Ritz-Carlton membangun reputasinya dengan layanan
berbasis "Gold Standards". Setiap staf dilatih
menjadi "Ladies and Gentlemen" yang melayani tamu
dengan sempurna. Budaya kerja di sini sangat detail-oriented, termasuk aturan
seperti *"10-5 Rule"* (tersenyum dari jarak 10 kaki,
menyapa dari 5 kaki) dan kebijakan "$2,000 Empowerment" yang
memungkinkan staf menyelesaikan masalah tamu tanpa persetujuan atasan.
Untuk pengembangan karier, Ritz-Carlton menawarkan
program "Certified Luxury Specialist" dengan
pelatihan intensif 250+ jam. Gaji di sini termasuk yang tertinggi di industri,
20-30% lebih besar dibanding kompetitor lokal, ditambah fasilitas mewah seperti
akses gratis ke restoran dan spa di seluruh properti Ritz-Carlton. Namun,
tekanan kerja cukup tinggi karena standar yang sangat ketat.
3. IHG: Inovasi Berbasis Data dan Fleksibilitas Karier
IHG (InterContinental Hotels Group) menggabungkan tradisi
British hospitality dengan pendekatan modern berbasis data. Sistem kerja di
sini mengandalkan tools seperti "IHG Concerto", yang
memanfaatkan AI untuk memprediksi kebutuhan tamu dan mengotomatisasi tugas
administratif. Staf juga didorong untuk mengambil peran hybrid, seperti Front
Office yang dilatih menjadi Revenue Analyst.
Program "IHG Academy" bekerja
sama dengan sekolah-sekolah hospitality untuk merekrut bakat baru,
sementara "Fast-Track Program" memungkinkan karyawan
berpotensi tinggi menjadi General Manager dalam waktu 5 tahun. Remunerasi
termasuk bonus tahunan hingga 15% gaji bagi yang mencapai target NPS (Net
Promoter Score), serta beasiswa S2 untuk staf berprestasi.
4. Accor Group: Kesetaraan dan Peluang Global
Accor Group menonjol dengan konsep "Heartist" (seniman
hati), yang menekankan keberagaman dan keseimbangan hidup. Perusahaan ini
memimpin dalam hal kesetaraan gender, dengan 55% posisi eksekutif dipegang oleh
wanita. Staf juga mendapat kesempatan rotasi internasional di lebih dari 110
negara melalui program "Heartist Development Program".
Sistem kerja di Accor didesain untuk mendukung work-life
balance, dengan shift maksimal 8 jam dan 2 hari off per minggu. Remunerasi
bersifat all-inclusive, mencakup tunjangan transportasi dan asuransi kesehatan
premium. Selain itu, Accor sangat fokus pada sustainability, dengan pelatihan
wajib tentang net-zero emission untuk semua staf.
5. Aston Archipelago: Budaya Lokal dengan Sentuhan
Entrepreneurial
Aston Archipelago, sebagai pemain utama di Asia Tenggara,
menawarkan budaya kerja yang adaptif dan mengedepankan kearifan lokal.
Misalnya, staf diperbolehkan mengenakan batik atau kain tradisional di beberapa
properti, dan SOP bisa dimodifikasi sesuai kebiasaan tamu (seperti
fleksibilitas waktu check-in untuk tamu Asia).
Pengembangan karier di Aston didukung oleh program "Local
Champion Program", yang mempersiapkan staf untuk ekspansi regional.
Struktur organisasinya datar, memungkinkan ide-ide staf langsung didengar oleh
manajemen puncak. Dari sisi remunerasi, Aston menawarkan bonus berbasis profit
hingga 2x gaji jika hotel mencapai target, plus tiket pesawat gratis sekali
setahun untuk staf yang berasal dari luar kota.
Mengapa Budaya Perusahaan Penting?
Budaya perusahaan bukan sekadar slogan, melainkan fondasi
yang memengaruhi segala aspek, dari retensi staf hingga kepuasan tamu. Menurut
penelitian Gallup (2023), hotel dengan budaya kuat mengalami turnover staf 34%
lebih rendah dan memiliki 50% lebih banyak tamu repeat. Bagi manajemen, budaya
yang jelas membantu dalam merekrut kandidat yang cocok, mempertahankan talenta
terbaik, dan memastikan konsistensi layanan.
Memilih tempat kerja di industri hospitality adalah tentang menemukan
lingkungan yang selaras dengan nilai dan aspirasi Anda. Apakah Anda lebih cocok
dengan budaya empower ala Marriott, kesempurnaan Ritz-Carlton, fleksibilitas
IHG, keberagaman Accor, atau entrepreneurial spirit Aston?
Corporate Culture yang dibentuk oleh jaringan hotel dunia, dapat menjadi inspirasi dan diadaptasi para pebisnis hospitality lokal yang umumnya masih berkutat pada indikator kinerja bisnis jangka pendek.
"Culture eats strategy for breakfast," kata
Peter Drucker. Pilihlah dengan bijak, karena budaya perusahaan akan membentuk
perjalanan bisnis dan karir Anda!(*)
Sumber: Harvard Business Review, Gallup
Workplace Studies 2023.